INDRU POERNAMA

Saya Akan bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan sekarang untuk MASA DEPAN Saya.

Posted on 2.25.2011

Benarkah Cabut Gigi Pengaruhi Penglihatan?



img

Dok, saya ingin cabut gigi bagian atas dikarenakan berlubang. Apakah bener saraf gigi atas berhubungan dengan saraf penglihatan? Terimakasih.


Jawaban

Tidak ada hubungan langsung antara saraf gigi dan saraf mata. Jadi Saudara boleh melakukan pencabutan, selama gigi yang ingin dicabut tidak ada keluhan seperti tidak bengkak, tidak infeksi, dan sudah meminum antibiotik sebelumnya.

Tetapi anjuran saya, sebelum melakukan pencabutan lebih baik lakukan rontgen foto panoramix dan konsultasikan ke dokter gigi. Karena gigi yang lubang tidak harus dilakukan pencabutan, melainkan bisa dilakukan perawatan saraf untuk mempertahankan gigi, sehingga tidak mengalami kehilangan gigi (ompong).

kupon dreamhost
Read More
Posted on

Jumlah Buang Air Kecil yang Wajar Dalam Sehari


img

Jakarta, Setiap hari seseorang pasti buang air kecil untuk mengeluarkan sisa metabolisme dan juga racun dari dalam tubuh. Tapi normalnya berapa kali seseorang buang air kecil setiap hari?

Jumlah urine yang dikeluarkan bervariasi tiap orang, hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah cairan yang dikonsumsi, kondisi tubuh serta lingkungan sekitar. Namun jika frekuensi buang air kecil lebih sering dari biasanya, maka patut untuk diperhatikan.

Sebagian besar orang dewasa akan buang air kecil sekitar 4-7 kali dalam sehari. Rata-rata orang tidak akan buang air kecil lebih dari dua cangkir setiap 2 jamnya, seperti dikutip dari CNN, Jumat (25/2/2011).

Sedangkan jika cuaca atau udara dingin maka seseorang akan pipis lebih sering. Hal ini karena cuaca atau lingkungan yang dingin bisa menyebabkan otot kandung kemih beraktivitas secara berlebihan (overactivity) dan memicu peningkatan sensor urgensi (mendesak).

Namun jika dalam keadaan normal seseorang buang air kecil lebih dari 8 kali dalam waktu 24 jam, atau buang air kecil lebih dari 2 kali dalam semalam yang dapat mengganggu waktu tidur, maka sebaiknya kondisi ini dikonsultasikan dengan dokter.

Ada dua kondisi kandung kemih yang menyebabkan seseorang sering pipis, yaitu interstitial cystitis (IC) yang disertai rasa sakit di kandung kemih dan sekitarnya serta overactive bladder yaitu sering mengalami dorongan kuat untuk pipis secara tiba-tiba. Kedua kondisi ini bisa diobati dengan baik jika disadari dan diperiksakan ke dokter.

Selain itu terlalu sering buang air kecil juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lain seperti pembesaran prostat, diabetes, kehamilan, infeksi saluran kencing, gelisah, cemas atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Untuk mengetahui apakah ada gangguan pada kandung kemih, seseorang bisa melakukan tes ringan sebelum memeriksakan diri ke dokter. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, maka bisa menghambat atau mengganggu aktivitas seseorang serta tidak mendapatkan waktu tidur yang nyenyak

Vera Farah Bararah - detikHealth
Read More
Posted on 2.17.2011
Sepenggal Cita di Atas Kereta

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Siang itu panas seperti siang-siang sebelumnya. Matahari menggelayut angkuh di atas langit pinggiran Ibu Kota.

Adalah Nova, bocah perempuan kurus, yang duduk di kelas IV sekolah dasar dengan baju seragam merah putih. Ralat, baju seragam putih kekuningan, putih yang sudah sangat pudar. Keterbatasan ekonomi keluarganya membuat Nova tidak memiliki banyak baju seragam baru; dia harus puas dengan seragam lama yang tersisa.

Nova berjongkok di lantai kereta, bukan hanya karena tempat duduk yang tersisa di dalam gerbong sudah terisi, melainkan karena ia tahu diri.

Gadis berkulit cokelat itu seorang pelajar tanpa karcis yang menggantungkan cita-citanya di atas laju kereta.

Dia tidak sendiri, di sebelahnya duduk adik laki-lakinya, sedikit lebih pendek darinya, tetapi sama gelap kulitnya dan sama lusuh baju seragamnya.

Sang adik lelaki bernama Abil, duduk di kelas II sekolah dasar dengan tas besar berwarna merah yang berukuran lebih gemuk dari tubuhnya.

Kakak beradik itu mengawali aktivitas rutin dari Stasiun Cakung, Jakarta Timur, berlarian mengejar kereta kelas AC Ekonomi jurusan Bekasi-Jakarta Kota yang memiliki tarif Rp 4.500.

Untung para petugas penjaga kereta berbaik hati, mereka bisa naik tanpa karcis. Siapa tega melihat dua bocah kecil yang memiliki sorot mata lantang ingin bersekolah?

Begitu menaiki kereta, mereka sigap memilih gerbong terdepan dan berjongkok di sela ruang yang tersisa jika situasi sedang penuh.

Namun, jika tengah sepi, mereka beruntung bisa duduk di kursi di samping ibu-ibu baik hati.

Setelahnya mereka akan terdiam manis, menunggu kereta tumpangan tiba di Stasiun Kramat Sentiong, Jakarta, dengan pandangan mata yang sekan melolong, begitu haus akan pendidikan dan percaya cita-cita bukan sekadar harapan kosong.

Terkadang, pandangan simpati mengalir dari penumpang kereta, melihat dua sosok rapuh yang berdesakan tanpa didampingi orangtua menuju sekolah tempat meraih cita.

Sungguh situasi yang kontras dengan pemandangan di sekolah-sekolah elite, para pelajar necis yang turun dari mobil-mobil mengilat dengan seragam merah pekat dan putih yang terawat.

Nova dan Abil tinggal bersama ayah yang bekerja sebagai pegawai bengkel dan ibu rumah tangga di wilayah Cakung, Jakarta Timur, yang berbatasan langsung dengan Kota Bekasi, Jawa Barat.

Dari rumahnya di pinggiran Ibu Kota, mereka harus menempuh jarak berpuluh kilometer untuk menembus gerbang sekolah di SD 16 Petang Johar Baru, Jakarta Timur, sungguh jarak yang jauh, bahkan terlalu jauh untuk ukuran pelajar SD.

Bapak yang selalu pulang malam dan ibu yang harus merawat adik yang masih kecil membuat keduanya sangat jarang sekali bisa diantar ke sekolah.

Abil dan Nova bertutur, mereka dulu tinggal di rumah yang berjarak sangat dekat dengan sekolah, tetapi hampir setahun belakangan mereka pindah ke wilayah Cakung yang sangat jauh dari sekolah.

Karena berbagai alasan, mereka tetap melanjutkan sekolah dasar di sekolah lama meski untuk itu mereka harus berjuang sepuluh kali lebih berat agar bisa sampai di sekolah dengan selamat.

Akan tetapi, situasi itu tidak lantas membuat semangat mereka surut. Mereka terus saja rajin berangkat cepat-cepat, melawan sang surya yang panas membara tanpa rasa kecut.

Jadwal sekolah mereka yang dimulai di siang hari membuat mereka memiliki waktu untuk berjalan kaki dari depan pintu rumah menuju stasiun dan menunggu kereta lewat yang bersahabat sehingga tiba di sekolah tanpa telat.

Dan, mentari siang itu menjadi saksi betapa Nova dan Abil kecil berjuang keras agar cita-cita mereka tidak terempas. Cita yang mereka gantungkan di atas kereta.

Bahkan, Abil kecil bercita-cita menjadi seorang polisi. Cita-cita yang dimulainya dari sudut kereta yang melaju cepat seiring dengan niat mereka yang hebat.

Ini hanya sepenggal kisah kecil mengenai sepasang saudara yang berjuang meraih pendidikan. Meski memiliki keterbatasan ekonomi, semangat meraih cita tidak pernah mati.

Mereka hanya contoh kecil dari ribuan kisah anak Indonesia yang gigih menempuh pendidikan agar cita-cita dapat teraih.

Kisah ini tentu sejalan dengan program pemerintah untuk memfokuskan program penuntasan pendidikan dasar sembilan tahun pada 2011, sebagaimana amanat UUD 1945 dan salah satu tujuan pembangunan millenium (MDGs).

Menteri Pendidikan Nasional M Nuh mengatakan ada lima fokus program Kemendiknas pada 2011. Salah satunya yang masih menjadi fokus adalah penuntasan pendidikan dasar sembilan tahun.

Untuk menyukseskan program itu, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk pendidikan dengan total anggaran Kemendiknas pada 2011 mencapai Rp 55 triliun dengan rincian belanja pegawai mencapai 13,1 persen, belanja barang 33,9 persen, belanja modal 14,4 persen, dan bantuan sosial sebesar 38,7 persen.

Semoga anggaran yang cukup besar itu bisa terserap dengan optimal melalui program-program pendidikan yang baik yang bisa mengakomodasi hak seluruh anak Indonesia dalam memperoleh pendidikan.


Oleh : Wuryanti Puspitasari

Read More

Popular Posts